Pages

Monday, October 8, 2018

Syuci Persembahkan Emas Asian Para Games untuk Orang Tua

Jakarta, CNN Indonesia -- Syuci Indriani mempersembahkan medali emas pertama dari cabang para renang di Asian Para Games 2018. Medali ini sekaligus menjadi medali keempat buat Indonesia di hari kedua penyelenggaraan.

Syuci mengaku sangat senang dengan raihan emasnya di nomor 200 meter gaya dada. Apalagi sehari sebelumnya ia hanya mendapat medali perunggu di nomor 200 meter gaya bebas.

Dara kelahiran 28 Januari 2001 itu berhasil mencatatkan waktu terbaik dengan torehan 1 menit 23.95 detik. Syuci mengalahkan lawan terberatnya dari Jepang Mai Deguchi yang harus puas dengan medali perak usai mencatatkan waktu 1 menit 23,97 detik.

Sedangkan medali perunggu juga diraih atlet Jepang Mikika Serizawa dengan catatan 1 menit 26,13 detik.
Syuci Indriani meraih emas pertamanya pada cabor para renang di Asian Para Games 2018. (Syuci Indriani meraih emas pertamanya pada cabor para renang di Asian Para Games 2018. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
"Senang sekali karena Allah sudah mengasihani saya mendapat raihan terbaik. Semoga bisa lebih baik lagi," kata Syuci usai lomba, Senin (8/10).

Di Asian Para Games 2018, Suci tampil di lima nomor. Nomor 200 meter gaya dada merupakan nomor kedua yang diikutinya dan tersisa tiga nomor lain buat Syuci kembali menyumbangkan medali.

Syuci mengatakan lawan beratnya itu renangnya sangat berantakan saat lomba lantaran ia berusaha untuk semakin cepat demi meraih finis pertama.

"Sudah habis-habisan. Tidak tahu sebelah saya, ternyata saya yang lebih dulu. Kelihatan banget di samping itu mereka berenang sudah enggak karuan. Saya juga enggak tahu, saya pikir dia (Mai Deguchi) yang duluan (finis), ternyata saya yang duluan," ungkapnya.

Terpisah, pelatih Syuci Bhima Kautsar mengakui bahwa anak asuhnya berenang dengan emosi setelah melewati 25 menit pertama. Padahal Syuci disebut Bhima hampir terkejar perenang Jepang, meski akhirnya tampil sebagai yang tercepat.

"Saya tidak tahu kenapa, mungkin ini keajaiban. Saya bilang kalau gaya dada dia di 25 meter awal bagus. Strateginya saya bedakan dari penyisihan dan final. Saya hati-hati sekali kalau ngomong sama Syuci, sama anak-anak tuna grahita karena kalau salah ngomong salah pengertian," kata Bhima menjelaskan.

Untuk berbicara dengan atlet tuna grahita seperti Syuci, Bhima mengaku harus berbicara dengan bahasa yang paling mudah dimengerti.

"Saya seperti bicara dengan anak kecil, kalau renangnya pelan kalah. Namanya lomba kencang saja, tapi makin lama makin kencang."

"Pesannya cuma satu, jangan sampai dia [lawan] ada di depan kamu. Dari awal saya enggak mau lihat kamu di belakang dia [lawan], sama harus kontrol emosi," tandasnya. (TTF/bac)

Let's block ads! (Why?)


October 09, 2018 at 04:21AM
via CNN Indonesia https://ift.tt/2IK6tuT
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Frss&max=3, then Send me an em


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT

No comments:

Post a Comment