Nusa Dua, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pelemahan rupiah saat ini merupakan imbas dari laju kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang kemungkinan bakal lebih cepat dari perkiraan. Percepatan laju kenaikan suku bunga tercermin dari imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang sudah mencapai level 3,4 persen. Menurut Sri Mulyani, imbal hasil tersebut mengalami kenaikan tajam yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya, dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang lainnya, termasuk rupiah. Pada perdagangan Senin (9/10), rupiah sempat melemah hingga ke level Rp15.255 per dolar AS, sebelum akhirnya ditutup di level Rp15.217 per dolar AS. "Sekarang imbal hasil obligasi pemerintah AS telah melewati tiga persen. Jadi kita memang dihadapkan pada lingkungan dunia di mana kenaikan suku bunga global pasti akan terjadi dan mungkin akan jauh lebih cepat," ujar Sri Mulyani di sela acara Diskusi Media 'Pembiayaan Kreatif dan Inovatif: Showcase Model Indonesia' di Hotel Melia Nusa Dua, Bali, Senin (8/10). Sri Mulyani menyebut ambang batas level psikologis imbal hasil obligasi pemerintah AS sebelumnya adalah tiga persen. Untuk itu, menurut dia, wajar jika level imbal hasil saat ini membuat pasar bereaksi. Ia pun menilai perekonomian AS belum mencapai kondisi ekuilibrium normal. Artinya, bank sentral dan pemerintah AS masih akan melakukan penyesuaian baik dengan menaikkan suku bunga acuan maupun suku bunga obligasi pemerintah. "Ekuilibrium normalnya belum tercapai karena masih, yang dikatakan oleh Powell (Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell), bahwa ini (kenaikan suku bunga acuan AS) masih akan berlangsung hingga tahun depan," terang dia. Menurut Sri Mulyani, perekonomian AS tengah mengalami akselerasi. Jika lajunya lebih cepat dari kapasitas sumber daya perekonomian, ekonomi AS bisa terlalu panas (overheating). Untuk itu, pemerintah dan bank sentral AS berupaya melakukan kebijakan penyeimbang. Di sektor moneter, bank sentral AS telah mengumumkan rencana kenaikan suku bunga acuannya pada tahun depan sebanyak dua hingga tiga kali. Di sektor fiskal, pemerintah AS melakukan penyesuaian dengan mengerek imbal hasil obligasi pemerintah. (sfr/agi) Let's block ads! (Why?) October 09, 2018 at 03:47AM via CNN Indonesia https://ift.tt/2Po5oLR |
No comments:
Post a Comment