Pages

Thursday, October 11, 2018

Tahun Lalu, Laba Jiwasraya Rontok 78 Persen

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Asuransi Jiwasraya (Persero) membukukan laba bersih sebesar Rp360,30 miliar pada 2017 lalu. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,70 triliun, berarti laba perusahaan asuransi jiwa pelat merah tersebut turun 78 persen.

Mengacu laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit, penurunan laba disebabkan oleh pertumbuhan beban perusahaan lebih kencang dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan.

Pada 2017 lalu, jumlah pendapatan perusahaan mencapai Rp25,12 triliun atau naik tipis 4 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya, yakni Rp21,10 triliun.
Sementara, jumlah bebannya melonjak 27 persen, yaitu dari Rp19,33 triliun pada 2016 menjadi Rp24,72 triliun pada akhir tahun lalu.


Kenaikan beban tersebut didominasi oleh beban klaim dan manfaat sebanyak Rp22,78 triliun, biaya akuisisi Rp980,90 miliar, beban pegawai Rp509,95 miliar, termasuk beban usaha lainnya Rp57,31 miliar.

Selain itu, utang perusahaan meningkat 34,23 persen, yakni dari Rp382,77 miliar menjadi Rp513,81 miliar. Utang perusahaan disumbang oleh utang klaim, utang reasuransi, utang pajak, dan utang lain.

Kinerja keuangannya tersebut menempatkan rasio solvabilitas (kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya) melorot drastis dari 200 persen pada 2016 lalu menjadi hanya 123,16 persen.


Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku tengah melakukan audit investigasi terhadap kasus penundaan pembayaran klaim Jiwasraya. Audit investigasi dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Kami melakukan investigasi audit kepada Jiwasraya, terus terang saja. Kami bicara dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), dengan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) terkait investigasi. Investigasi audit kami harapkan selesai pekan depan," ujarnya di Bali, Kamis (11/10).

Audit investigasi, lanjut Rini, dilakukan untuk melihat basis data nasabah perusahaan asuransi jiwa milik negara tersebut.


Beredar pula surat dari Jiwasraya kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk perihal keterlambatan pembayaran. Dalam surat itu Jiwasraya menyampaikan tekanan likuiditas yang dialami perseroan terkait keterlambatan pembayaran nilai tunai jatuh tempo polis JS Proteksi Plan di BTN.

JS Proteksi Plan merupakan produk asuransi jiwa milik Jiwasraya yang dijual melalui kerja sama dengan pihak perbankan. Produk sejenis ini biasa disebut bancassurance. Produk ini biasanya ditawarkan sebagai alternatif investasi nasabah.

Jiwasraya mengaku pemenuhan pendanaan masih dalam proses yang berakibat pada penundaan pembayaran klaim. Sebagai konsekuensi, Jiwasraya menjanjikan bunga sebesar 5,75 persen per annum (netto).


Surat itu ditandatangani oleh Direktur Keuangan Jiwasraya Danang Suryono dan Direktur Pemasaran Indra Widjaja per tanggal 10 Oktober 2018.

Namun, hingga berita ini diturunkan, pihak BTN maupun Jiwasraya belum merespons panggilan telepon CNNIndonesia.com.

Salah satu direktur BTN yang menjawab pesan Whats Apps menyatakan bahwa JS Proteksi Plan yang dijualnya merupakan layanan untuk nasabah kaya.

"Itu untuk nasabah wealth management division yang disupervisi pak Budi Satria (direktur BTN). Saya belum ter-update, jadi bisa ke beliau," kata sumber tersebut.

(bir)

Let's block ads! (Why?)


October 12, 2018 at 02:07AM
via CNN Indonesia https://ift.tt/2IQLfvF
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Frss&max=3, then Send me an em


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT

No comments:

Post a Comment