Liputan6.com, Jakarta - Ashila, volunter disabilitas seakan tidak pernah mengenal lelah selama di Asian Para Games 2018. Dia bertugas sebagai relawan di venue panahan. Wanita berhijab itu merasa terpanggil untuk berpartisipasi pada kejuaraan multievent penyandang disabilitasi terbesar se-Asia tersebut. Apalagi ini kali pertama Indonesia jadi tuan rumah. Ashila masih duduk di bangku kuliah, semester akhir, di Universitas Bakrie. Namun untuk sementara dia memilih fokus sebagai volunter atau relawan di Asian Para Games 2018. "Saya mahasiswa jurusan akhir di fakultas ilmu politik, tapi demi Asian Para Games, dua minggu ini saya pending dulu kuliah," ujar Ashila kepada Liputan6.com, Sabtu (13/10/2018). Ashila bercerita, kalau dia sebenarnya terlahir normal. Namun insiden yang dialami saat masih balita membuat hidupnya berubah dan harus menggunakan kursi roda hingga kini. "Waktu umur 4 tahun, saya jatuh dan itu membuat kaki saya seperti ini. Masih bisa jalan sampai mengenyam pendidikan di kelas 4 SD. Setelah itu makin tidak bisa jalan. Akhirnya, saya harus duduk di kursi roda," ujar Ashila menuturkan kisahnya. Meski demikian, Ashila mengaku tidak pernah minder. Sebaliknya dia bahkan meminta penyandang disabilitas lain untuk menunjukkan jati diri mereka kepada dunia. Atas dasar ini juga dia ikut terpanggil untuk terlibat pada Asian Para Games 2018 sebagai relawan. "Melalui Asian Para Games ini, saya mengajak orang-orang seperti saya keluar. Ajang ini menyatukan kita semua," kata wanita berhijab itu penuh percaya diri. *Grab selaku official mobile platform partner juga mendukung Asian Para Games 2018 Let's block ads! (Why?) October 13, 2018 at 08:45PM via Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2Oo6VF9 |
No comments:
Post a Comment