Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivitas kegiatan belajar-mengajar sekolah di Kota Palu, Sulawesi Tengah pascagempa dan tsunami, hingga kini belum berjalan normal. Rata-rata sekolah belum ada kegiatan belajar-mengajar karena siswa yang datang sangat sedikit dan mereka masih trauma untuk masuk kelas. Seperti yang terlihat di Sekolah Dasar (SD) Tatura II dan SD Tatura III di Jalan Igusti Ngurah Rai, Kecamatan Palu Selatan, siswa yang hadir tidak sampai 10 orang. Padahal total murid di sini sekitar 300 orang. "Bagaimana mau belajar pak, jika murid yang datang saja tidak sampai 10 orang," kata Kepala Sekolah SD Inpres II Tatura, Nirwana Novitasari, Senin (15/10) dikutip Antara. Meski belum belajar, lanjut Nirwana, siswa yang datang diberi motivasi dan semangat. "Kita tidak paksakan mereka untuk belajar normal seperti biasa, sebab pasca gempa dan tsunami membuat orang, termasuk anak-anak, trauma berat dan perlu pemulihan," ujar Nirwana. Menurut dia, yang penting mereka mau datang ke sekolah lebih dulu. Proses belajar mengajar baru akan dimulai ketika kondisi anak-anak sudah membaik.Suasana sama juga terlihat di SD Inpres II dan SD Inpres VI Lolu, kecamatan Palu Timur. Di dua sekolah itu juga belum ada aktivitas belajar-mengajar. Guru dan murid yang datang hanya bersih-bersih dan setelah itu diperkenankan untuk pulang. Pada guru memaklumi kondisi seperti ini. Sebab banyak murid yang mengungsi bersama orangtua saat gempa dan tsunami menghajar Kota Palu dan beberapa kabupaten lainnya di Provinsi Sulteng. Basri, seorang guru di SD Inpres VI Lolu, membenarkan sejak sepekan terakhir ini, sekolah sudah dibuka kembali, tetapi belum ada kegiatan belajar mengajar. Hal ini karena murid yang datang hanya sedikit."Memang butuh waktu lama, sebab anak-anak pasti belum mau sekolah karena masih trauma," ucap Basri. Dia juga mengatakan kemungkinan besar proses belajar mengajar akan dilakukan sementara di tenda halaman sekolah. Mengingat mereka pasti trauma belajar di dalam ruang kelas karena gempa. "Kalau belajar dan mengajar di tenda mungkin akan lebih maksimal, karena anak-anak dipastikan enggan belajar di kelas, meski bangunan sekolah tidak rusak," katanya. Let's block ads! (Why?) October 15, 2018 at 03:34PM via CNN Indonesia https://ift.tt/2QSFvnT |
No comments:
Post a Comment